Aku mungkin tak sepenuhnya mengerti tentang kebahagiaan, karena nyatanya aku lebih sering diajarkan tentang kesedihan. Mungkin masa-masa sulit seperti ini yang menjadikanku lebih kuat. Aku tak pernah mencoba terlihat lemah, namun benda kecil yang bernama air mata itu selalu menjadikanku terlihat bukan seperti wanita kuat. Aku benci, aku benci ketika telah berusaha terlihat kuat namun nyatanya aku menangis. YaTuhan, aku benci dengan kelemahanku. Aku tak pernah ingin setetespun air mataku ini terjatuh hanya karena ini. Aku lebih suka bila harus memendamnya sendirian, tak perlu bicara dengan orang lain. Namun, tolong jangan dengan air mata. Biar, biar aku menahan kesakitan ini semampuku. Biarkan aku berlagak layaknya wanita biasa tanpa terlihat ada beban.
YaAllah, kenapa juga aku terlahir sebagai manusia yang selalu menghiraukan perasaan orang lain? Hingga aku lupa, benar-benar lupa untuk mencari kebahagianku sendiri. YaAllah maafkan aku jika kali ini aku benar-benar lelah. Maafkan aku jika kali ini aku mengeluh akan takdir-Mu. YaAllah, tolong peluk aku sebentar, bantu aku menyadari bahwa kebahagiaan itu benar-benar ada untukku. Bantu aku untuk tak terlihat lemah, kuatkan aku yaallah. Karena hanya kepada-Mu lah hendaknya aku mengadu, hanya Engkaulah yang mampu mengertiku untuk saat ini.
YaAllah mungkin aku terlalu peka dengan orang lain hingga akhirnya aku selalu menganggap apa yang aku lakukan harus benar agar tidak ada yang tersakiti olehku. Aku benar-benar tak bisa marah walau sebenarnya aku sakit dengan kata-kata mereka. YaAllah, biarkan jika memang kelemahanku ini lebih bisa diterima oleh mereka. Tapi, tolong bantulah aku jika ada suatu saat nanti aku berhenti menjadi kuat. Bantulah aku jika nantinya aku merasa lelah. Bantulah aku jika suatu saat aku berada pada titik terlemahku. Bantulah aku untuk tetap menjadi seperti ini, seperti yang mereka lihat saat ini YaAllah, aku memang bukan hamba terkuatmu. Setiap masalah yang kau beri memang tak pernah bisa aku selesaikan dengan baik. Namun anehnya aku selalu bisa menyelesaikan masalah orang lain. Aku benar-benar tak menghiraukan masalahku sendiri. Aku merasa aku sendirian, disaat semua orang yang aku percayai terlihat pergi meninggalkanku. Aku takut sendirian, aku takut aku tak akan pernah bisa menjalani ini semua. Aku benar-benar takut, Tuhan.
Tuhan, aku hanya ingin terlihat bahagia untuk saat ini. Maafkan aku tuhan, jika aku selalu berkata lelah kepadamu. Namun, ijinkan saat ini saja bolehkah aku berkata ''aku lelah?''